Februari 2017 - LPPMD Unpad

Jumat, 24 Februari 2017

Ulasan Singkat Novel Kafka on the Shore



*Oleh Annadi Muhammad Alkaf




Penulis: Haruki Murakami
Penerbit: Vintage International
Tahun Terbit: Oktober, 2005
ISBN: 03072752664
Tebal: 489 Halaman   

Sometimes fate is like a small sandstorm that keeps changing directions. You change direction but the sandstorm chases you. You turn again, but the storm adjusts. Over and over you play this out, like some ominous dance with death just before dawn. Why? Because this storm isn’t something that blew in from far away, something that has nothing to do with you. This storm is you. Something ’inside’ of you. So all you can do is give in to it, step right inside the storm, closing your eyes and plugging up your ears so the sand doesn’t get in, and walk through it, step by step. There’s no sun there, no moon, no direction, no sense of time. Just fine white sand swirling up into the like pulverized bones. That’s the kind of sandstorm you need to imagine.”—Halaman 5.
Paragraf di atas saya kutip dari bagian awal dalam novel Kafka on The Shore karya Haruki Murakami. Novel ini mengisahkan pelarian seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun bernama Kafka Tamura. Dalam perjalanannya lari dari rumah, ia bertemu dengan beberapa tokoh lain yang membantunya dalam pelarian hingga memberinya pekerjaan. Mulai dari tokoh Sakura—wanita berusia beberapa tahun lebih tua darinya dan sempat menimbulkan teka-teki apakah Sakura adalah kakak perempuan Kafka Tamura yang bersama sang Ibu pergi meninggalkan Kafka Tamura saat keduanya masih anak-anak. Selain Sakura, ia juga bertemu dan berteman baik dengan Oshima—seorang perempuan yang lebih suka berperilaku dan berpenampilan sebagai pria kendati pun tetap memiliki orientasi seksual terhadap pria. Serta Miss Saeki—kepala Komura Memorial Library, wanita berusia 50 tahunan yang kemudian saling jatuh cinta dengan Kafka Tamura.
Disisi lain juga diceritakan tentang tokoh Nakata, kakek tua yang dapat berbicara dengan kucing. Nakata diceritakan sebagai seorang yang bodoh setelah mengalami kejadian aneh saat perjalanan naik gunung bersama teman-temannya sewaktu ia masih SD pada masa perang tahun 40an. Sebelumnya Nakata dikenal sebagai bocah yang cerdas dan unggul dikelasnya.
Membaca Kafka on The Shore jelas memerlukan kesabaran serta perenungan mendalam dalam menanggapi isi atau alur cerita yang disajikan oleh Murakami. Novel bergenre surealis ini banyak mengandung unsur-unsur filosofis yang menarik untuk direnungkan. Cerita yang tidak masuk akal seperti ikan sarden dan lintah yang tumpah dari langit justru membuatnya semakin menarik, khas genre surealis yang sangat kental. Salah satu yang menarik dalam novel ini adalah kemunculan tokoh yang mengaku sebagai Colonel Sanders (pendiri KFC) yang muncul secara tiba-tiba ketika Hoshino—teman sekaligus asisten Nakata—sedang berusaha mencari batu yang disebut “entrance stone”. Barangkali tokoh Colonel Sanders sengaja dimunculkan oleh Murakami untuk menjelaskan Kapitalisme dengan gayanya sendiri. Pada halaman 352, Colonel Sanders berkata: “It’s like I told you, I’m neither God nor Buddha, not a human being. I’m something else again—a concept.” atau di halaman 296: “....I’m very pragmatic being. A neutral object, as it were, and all I care about is consummating the function I’ve been given to perform.
Barangkali hal tersebut hanya satu dari banyak hal menarik yang disajikan atau disisipkan oleh Murakami dalam novelnya yang satu ini. Di bagian lain pembaca bisa menemukan ketika Murakami secara tersirat menyamakan pemerintah Tokyo dengan anjing, sejarah tentang perang yang dipimpin oleh Napoleon, potongan biografi Ludwig van Beethoven, cerita mitologi Yunani, dan lain-lain.
Secara keseluruhan, saya cukup menikmati membaca novel ini. Cerita yang berselang-seling di setiap bab antara cerita Kafka Tamura dan Nakata yang pada bagian awal cerita terkesan membingungkan dan menjadi misteri, setelah di baca lebih lanjut maka akan semakin terlihat hubungan di antara keduanya. Lalu, apa sebenarnya hubungan antara mereka berdua? Saya sarankan anda untuk segera membaca novel setebal 489 halaman ini.

*Penulis saat ini menjabat sebagai anggota divisi pendidikan LPPMD Unpad periode 2016-2017. Ia sedang  menjalankan studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad.